PSAB-UNTR Dikabarkan Telah Signing CSPA Aset Tambang

Emiten Grup Astra PT United Tractors Tbk (UNTR) dan PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) dirumorkan telah menandatangani Perjanjian Jual Beli Bersyarat (Conditional Sale and Purchase Agreement/CSPA).
Menurut pihak yang mengetahui informasi tersebut, perjanjian mencakup penjualan aset tambang emas milik PSAB di Indonesia. Penandatanganan CSPA disebut telah rampung dan membuka jalan bagi transaksi akuisisi aset, bukan pengambilalihan saham mayoritas PSAB.
Kedua perusahaan, baik United Tractors ataupun J Resources Asia Pasifik, belum memberi respons saat Bloomberg Technoz mencoba mengonfirmasi hingga artikel ini dipublikasikan, Selasa (9/9/2025).
Di sisi lain, PSAB sebelumnya telah angkat bicara merespons isu yang mengaitkan perusahaan dengan UNTR. Perseroan menegaskan bahwa informasi yang beredar di publik tidak bersumber dari manajemen. Meski demikian, manajemen tidak menutup peluang untuk menjajaki opsi strategis yang berpotensi memberikan nilai tambah.
“Perseroan senantiasa terbuka untuk mempertimbangkan transaksi dan aksi korporasi strategis yang dapat memberikan manfaat dan nilai tambah terhadap kinerja Perseroan ke depannya,” ungkap manajemen PSAB dalam keterbukaan informasi.
Manajemen juga memastikan bahwa seluruh aksi korporasi akan dijalankan sesuai regulasi pasar modal dan aturan perundang-undangan yang berlaku. Hingga saat ini, perseroan menyatakan telah menyampaikan seluruh informasi material kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) dan diumumkan kepada publik, serta menegaskan tidak ada perkembangan lain yang belum diungkapkan.
Sebagai informasi, J Resources mengelola beberapa aset tambang emas strategis. Di dalam negeri, melalui PT J Resources Bolaang Mongondow (JRBM), perusahaan memegang kontrak karya tambang emas Blok Bakan dan Lanut yang berlokasi di Sulawesi Utara.
Tambang Bakan memiliki kapasitas produksi 70.000–120.000 oz per tahun, tergantung jadwal penambangan. Lokasi tersebut kini memiliki cadangan emas yang diperkirakan cukup untuk lima tahun ke depan, sebelum kegiatan eksplorasi tambahan dilakukan.
Selain itu, PSAB juga memiliki izin usaha pertambangan (IUP) operasi produksi emas Doup di Sulawesi Utara melalui PT Arafura Surya Alam (ASA). Di luar negeri, PSAB menguasai izin tambang emas di Pahang, Malaysia, melalui J Resources Gold (UK) Limited (JRGL).
Saham UNTR hari ini bergerak pada kisaran Rp27.400 atau naik 950 poin (3,5%), sementara PSAB bertengger pada level Rp590 atau naik 5 poin (1,7%).
Adapun isu divestasi PSAB sendiri telah santer terdengar sejak 2024, sebelum isu terlibatnya UNTR. Catatan Bloomberg Technoz menyebutkan pendiri sekaligus pemegang saham pengendali Jimmy Budiarto dikabarkan mempertimbangkan penjualan 92,5% kepemilikan atau sekitar 24,47 miliar saham.
Berdasarkan laporan Bloomberg News pada September 2024, Budiarto bahkan disebut telah menggandeng sejumlah penasihat keuangan dan menghubungi investor potensial. Meski demikian, keputusan final belum dibuat, termasuk kemungkinan melepas sebagian atau seluruh saham yang dikuasai.
Seiring dengan kabar tersebut, beberapa grup usaha besar langsung dikaitkan. PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) sempat disebut menawar saham PSAB di harga Rp300/saham. Sementara Grup Salim dikabarkan mengajukan tawaran lebih tinggi, Rp350/saham.
Namun, kedua rumor tersebut langsung dibantah. Direktur DOID, Dian Sofia Andyasuri, menegaskan perseroan tidak memiliki rencana maupun informasi mengenai akuisisi PSAB. Pernyataan resmi itu disampaikan dalam keterbukaan informasi pada Agustus 2024.
Bantahan serupa juga datang dari Grup Salim. Presiden Direktur PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), Alexander Ramlie, memastikan tidak ada rencana Amman untuk membeli saham J Resources. Pernyataan tersebut disampaikan pada September 2024, diperkuat dengan keterangan perusahaan bahwa sepanjang tahun itu Amman tidak memiliki agenda aksi korporasi anorganik.
Meski dua kandidat awal sudah menepis kabar, isu divestasi tidak berhenti. Pasar kembali diwarnai dengan masuknya PT Darma Henwa Tbk (DEWA) yang disebut menawarkan harga Rp400/saham untuk mengambil alih 92,5% kepemilikan Jimmy Budiarto.
Penawaran DEWA disebut lebih serius dibanding sebelumnya, bahkan kabarnya sudah memasuki tahap pembahasan lebih lanjut. Angka tersebut jauh di atas harga pasar PSAB yang pada Februari 2025 berada di kisaran Rp232/saham.